Minggu, 27 Maret 2016

Memendarkan Energi Dzikir

Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Penggagas The Golden Manners Way



Sesungguhnya, dzikir memiliki kedudukan yang teramat sangat tinggi dan luas di dalam Islam. Tidak sebatas ruang di balik setengah tempurung kelapa tempat bersembunyi katak seperti itu. Dzikir bersemayam di segala macam aktifitas kehidupan siang dan malam. Dzikir menyimpan energi positif yang sangat dahsyat bagi umat, baik secara personal maupun universal. Dzikir memiliki sinar-sinar lembut yang berkekuatan mendekatkan diri kepada Allah Al-Hamid dan memperbaiki dunia-Akhirat seluruh peradaban.

Dr. Naji bin Ibrahim Al-‘Arfaj menyatakan dalam ‘Hal Iktasyafta Jamalahu Al-Haqiqi’, “Memang, berdzikir kepada Allah secara ikhlas, rendah hati kepada-Nya, memohon pengampunan (istighfar), dan shalat yang dilakukan hanya untuk Allah saja, merupakan kunci agung dan indah untuk ketenangan pikiran, ketenangan batin, dan barakah.”

Dzikir menenangkan nurani dan mendamaikan situasi. Dzikir membentuk molekul air yang sangat menakjubkan wujud dan manfaatnya, baik air yang hendak kita minum maupun air yang ada dalam tubuh kita, yang menurut para pakar medis, tubuh kita terdiri atas 70 % air. Dzikir juga menciptakan keteduhan individu sehingga jika penduduk dunia yang jumlahnya lebih dari 7 milyar, ketika ada 2 milyar saja orang yang sudah mendapatkan keteduhan melalui dzikir, maka dunia akan lebih bersinar dibandingkan matahari dan lebih bercahaya daripada bulan purnama. Itulah efek dzikir.
Menurut Dr. ‘Adnan Ath-Tharsyah dalam ‘Madza Yuhibbullah wa Madza Yubghidhuhu’, “Jiwa yang tenang adalah jiwa yang bersih, damai, dan yakin kepada Allah, damai karena iman, berdzikir kepada-Nya dan mendapatkan pahala dari-Nya, ridha terhadap taqdir-Nya, menyadari apa yang menimpanya adalah karena kesalahannya sendiri, percaya akan adanya hari kebangkitan dan pembalasan amal, percaya bahwa Allah adalah tuhannya dan yakin terhadap janji-Nya yang termaktub dalam Al-Qur`an, sehingga kemudian Allah pun ridha padanya.” 




Ngaji juga ya di www.quantumfiqih.com dan quantumfiqih.wordpress.com





Tags:

Mobil Indonesia, Honda HRV, Honda Brio, Honda Mobilio, Honda Jazz, Honda City, Honda Civic, Honda Freed, Honda CRV, Honda Accord, Honda Odyssey, Honda CRZ, Honda BRV, Suzuki APV, Suzuki Ertiga, Suzuki Grand Vitara, Suzuki Karimun, Suzuki Swift, Suzuki Spalsh, Suzuki SX4, Toyota Camry, Toyota Vios, Toyota Corolla Altis, Toyota Prius, Toyota Yaris, Toyota Etios Valco, Toyota Agya, Toyota NAV, Toyota Alphard, Toyota Kijang Innova, Toyota Avanza, Toyota Avanza Veloz, Toyota Fortuner, Toyota Land Cruiser, Toyota Rush, Toyota RAV4, Toyota Dyna, Toyota Hiace, Toyota Hilux, 

Perusahaan Otomotif Indonesia, Astra, Daihatsu, Isuzu, Suzuki, Mitsubishi, Honda, Yamaha, Piaggio, Toyota, Hino, Hyundai, Nissan, AMT, Kawasaki, Aspira, Vespa, Trucks, Chevrolet, Ford, Proton, Peugeot, Kia, Krama Yudha Tiga Berlian, Honda, Gaya, 

Perusahaan Motor Indonesia, Helroad, Kanzen, Viar, Astra Honda, Yamaha, Suzuki, Kaisar, Kawasaki, Minerva, Cleveland, Piaggio, Triumph, BMW, Hero, Vespa, Viva, TVS, Harley Davidson, Happy, Gazgas, Betrix, Bajaj, Benelli, KTM, Ducati, Kymco Benson, Jialing, Dayang, Agusta MV, Hyosung, Husqvarna,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar