Tampilkan postingan dengan label Edukasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Edukasi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 April 2016

Kuliah Telegram PMGM #10 Bahaya Syahwat Terhadap Hati


Oleh Sheikh Dr. Khalid Abu Syadi dalam Sibaq Nahwa Al-Jinan

Jika syahwat mendominasi dalam hati, maka setan mendapatkan pintu masuk untuk melancarkan bisikan (untuk keburukan). Sebaliknya jika yang dominan adalah kecintaan pada ketaatan, maka yang datang adalah malaikat yang memberi ilham.

Jika nafsu syahwat adalah bekal setan yang dengannya ia akan bisa hidup, dan setan mati bila kehilangan syahwat tersebut, maka hati yang berlomba menuju Allah, akan membersihkan dirinya dari bekal yang buruk itu (syahwat), kemudian menggantinya dengan bekal para malaikat yaitu dzikir.

Berdzikirlah kepada Allah... beristighfarlah... dan kembalilah kepada Allah tanpa menunda, atau berlambat-lambat, karena pengaruh dosa terhadap hati seperti minyak yang mengenai pakaian, jika tidak segera Anda cuci, maka minyak itu akan semakin lekat. 

© Grup WA Islamia 082140888638. 
📧 thegoldenmannersway@gmail.com 
📡 Broadcast BBM 5259017E
📲 Klik www.quantumfiqih.com 
📦 Miliki software khazanah Islam bernilai puluhan juta hanya Rp 575.500 diskon menjadi hanya Rp 570.000

Kuliah Telegram PMGM #9 Tunduk Kepada Allah


Oleh Sheikh Dr. Anas Ahmad Karzun dalam Syifa` An-Nas wa Ghidza` Ar-Ruh

Kemuliaan dan ketenangan jiwa tidak akan terwujud, kecuali apabila jiwa merendah dan menunduk kepada Rabb dengan sukarela dan senang, serta menghadap kepada-Nya dalam keadaan takut. Hanya dengan cara inilah jiwa bisa meraih rasa aman. 

Maka, seorang muslim akan merasakan nikmatnya bermunajat kepada Penciptanya, sehingga jiwanya pun berbinar, dadanya lapang, dan dunia serasa kecil dalam pandangannya. 

Sedangkan waktu munajat yang paling agung adalah ketika hamba menghadap Rabbnya dalam keadaan bertaubat dan menyesal (nadam). Dia bertawassul kepadaNya, merendah di hadapan-Nya, dan berdoa dengan penuh khusyu' dan tunduk, agar Dia berkenan menerima taubatnya dan mengampuni kesalahannya.

📲 Klik www.quantumfiqih.com 
🏘 Gabung facebook.com/groups/grupislamia 
📦 Miliki software khazanah Islam bernilai puluhan juta hanya Rp 575.500 diskon menjadi hanya Rp 570.000

Kuliah Telegram PMGM #8 Al-Qur`an Cahaya Hati


Oleh Sheikh Prof. Dr. Nashir Al-‘Umar dalam artikel Tadabbur Al-Qur`an wa An-Nahdhah di www.almoslim.net/node/150893/

Sesungguhnya kemuliaan, kebangkitan, dan kejayaan bahkan eksistensi umat ini sebagai sebuah umat, ditentukan oleh seberapa dekat umat ini dengan al-Qur’an. Dekat dalam artian tidak sekadar membaca dan menghafalkannya. Tetapi dengan mentadabburi maknanya. 

Tadabbur dalam arti yang sesungguhnya sebagaimana dijelaskan oleh Al-‘Allamah ‘Abdurrahman As-Sa’di, “Merenungkan maknanya (ta’ammul), merealisasikan fikrah yang terdapat di dalamnya dan segala konsekwensinya.” Termasuk diantara konsekwensi yang paling utama adalah mengamalkan isi kandungannya dan berhukum dengannya dalam seluruh aspek kehidupan… 

Semua problem yang kita saksikan di negeri kaum Muslimin hari ini berupa kehinaan, kelemahan, kemunduran dan berbagai problem lainnya, disebabkan oleh jauhnya kaum Muslimin dari Al-Qur`an. Karena mereka tidak menadabburkan dan mengamalkan Al-Qur`an. 

Oleh karena itu, kalau kita ingin keluar dari semua problem tersebut dan bangkit dari keterpurukan, maka kita harus menadabburkan dan mengamalkan Al-Qur`an.

© Grup WA Islamia 082140888638. 
📧 thegoldenmannersway@gmail.com 
📡 Broadcast BBM 5259017E
📲 Klik www.quantumfiqih.com 
🏘 Gabung facebook.com/groups/grupislamia 
📦 Miliki software khazanah Islam bernilai puluhan juta hanya Rp 575.500 diskon menjadi hanya Rp 570.000
🕋 Umrah Tauhid (PT. Safiir Amal Imani) bersama Habib Salim Al-Muhdhor, Lc., M.A. berangkat dari Surabaya USD 1.850 dengan Saudia & Garuda Airlines dan hotel New Shourfah & Saraya Eiman.
🍯 Madu Murni Wild Bee Rp 95.000,- 650 ml gratis ongkir wilayah Surabaya, Jawa Timur.

Sabtu, 16 April 2016

Kuliah Telegram PMGM #7 Takut Kepada Allah


Oleh Sheikh Dr. Ali Al-Hudzaifi dalam khuthbah Al-Khauf min Allah wa Atsaruhu fi Hayat Al-Muslim

Khauf (rasa takut) kepada Allâh Azza wa Jalla akan memandu hati kepada semua kebaikan dan menghalanginya dari segala keburukan, sedangkan raja’ mengantarkannya meraih ridha dan ganjaran Allâh Azza wa Jalla , meniupkan semangat untuk melakukan amalan besar.

Yang dimaksud dengan rasa takut adalah: rasa cemas, gundah, dan khawatir terkena adzab Allâh Azza wa Jalla akibat melakukan perbuatan haram atau meninggalkan kewajiban, juga khawatir jika Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak menerima amalan shalihnya. Dengan rasa takut ini, jiwa akan terhalau dari hal-hal yang diharamkan dan bergegas melakukan kebaikan.

Rasa takut kepada Allah menuntut seorang Muslim untuk bergegas melaksanakan apa-apa yang menjadi hak-hak Allâh Azza wa Jalla dan menjauhkannya dari kelalaian. Rasa ini juga akan menghalanginya dari perbuatan menzhalimi orang lain dan memotivasinya untuk bersikap amanah, jujur, adil serta tidak menyia-nyiakan hak orang lain.

Rasa takut yang tertanam dalam hati ini juga akan menyelamatkan dia dari tipu daya dunia, sehingga dia tidak hanyut terbawa arus syahwat yang diharamkan, karena dia selalu waspada terhadap dunia.

Kuliah Telegram PMGM #6 Terjaganya Otentisitas Al-Qur`an


Oleh Sheikh Prof. Dr. Zaghlul An-Najjar dalam Al-I'jaz Al-'Ilmi fi As-Sunnah An-Nabawiyyah

Segala puji bagi Allah atas  diutusnya khatamul anbiya` wal mursalin yang dengan pengutusannya Allah pungkasi nubuwwat kenabian dan dengan risalah-Nya, Allah sempurnakan risalah-risalah, lalu Dia janjikan kemudian untuk memeliharanya.

Oleh karena itu ia (risalah) pun tetap terjaga otentisitasnya secara sempurna sesuai dengan bahasa wahyunya: kata demi kata dan huruf demi huruf, sepanjang 14 abad silam dan hingga waktu yang dikehendaki Allah.

Bandingkan dengan risalah-risalah lain sebelum Islam dan Al-Qur`an. Kitab-kitab tersebut telah kehilangan akan kebenarannya. Dan apa yang tersisa daripadanya berupa memoar-memoar yang diinformasikan dari mulut ke mulut selama beberapa abad, kemudian dikodifikasi oleh orang-orang yang tidak terkenal, bahkan menggunakan bahasa yang bukan bahasa-bahasa wahyu, sarat dengan kadar penyimpangan yang mengeluarkannya dari bingkai rabbaniyahnya dan menjadikannya tidak mampu memberikan petunjuk pada pemiliknya

Kuliah Telegram PMGM #5 Parit Kematian


Oleh Sheikh Dr. Muhammad bin 'Abdurrahman Al-'Arifi dalam Hadaiq Al-Maut

Kalau kita mau mencermati kematian, niscaya tahu bahwa ia adalah perkara yang besar. Ia adalah piala bergilir bagi setiap orang yang berdiam di suatu tempat maupun yang suka pergi bertravelling. Dengannya seorang hamba keluar dari dunia menuju surga atau neraka.

Tak ada yang harus dikhawatirkan dalam kematian. Ia adalah pintu yang setiap orang pasti akan memasukinya. Tetapi yang menjadi serius adalah apa yang terjadi setelah kematian? Apakah berupa taman dan sungai yang mengalir, dalam tempat yang dijanjikan Allah; ataukah berupa kesesatan dan api yang bergejolak?

Maka orang-orang shalih sangat rindu, ingin segera bertemu dengan Rabb mereka. Menyiapkan bekal kematian, yang menjadi gerbang menuju negeri Akhirat. Ya, mereka bahagia menyambut kematian, selagi kematian itu mendekatkan diri kepada Rabb mereka

Kuliah Telegram PMGM #4 Urgensitas Hukum Islam


Oleh Sheikh Dr. 'Imad 'Ali dalam Ahabbuhum Anfa'uhum

Islam telah mensyariatkan hudud sebagai jaminan keamanan manusia dan ketentraman mereka, maka sesungguhnya dia adalah bentuk kasih sayang Allah. Meskipun dalam hudud tersebut terdapat sikap keras terhadap pelaku kejahatan, tetapi hal ini merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada masyarakat. 

Begitulah syariat Islam yang lebih mengedepankan kemaslahatan bersama daripada kemaslahatan perorangan, meskipun dia harus mengamputasi salah satu bagian anggota badan yang rusak untuk menyelamatkan bagian yang lainnya. 

Tidak diragukan lagi, tanpa adanya kepastian hukum, masyarakat kita akan senantiasa terancam oleh orang-orang yang menghancurkan bangunan masyarakat, senantiasa berusaha melakukan kezhaliman dengan menggunakan kekuatan fisik dan akal mereka untuk mengintimidasi dan menyerang manusia baik secara halus maupun terang-terangan. Juga berbagai bentuk tindak kriminal lainnya seperti pembunuhan, penipuan, perampokan dan seterusnya.

Kuliah Telegram PMGM #3 Akhlaq Mulia Cermin Iman Kita


Oleh Sheikh Dr. Khalid Ad-Dasuqi dalam Shahib Al-Khuluq Ar-Raqi 

Akhlaq adalah cermin iman. Semakin tinggi iman seseorang, semakin tinggi pula akhlaqnya. Semakin tinggi iman seseorang, semakin indah perangainya, semakin bagus sifatnya, semakin jernih jiwanya.

Tawakkal adalah ibadah hati yang paling agung. Tawakkal mengindikasikan kebenaran iman pemiliknya serta menunjukkan kelayakan dan kejernihan aqidahnya.

Sifat rahmah (kasih sayang) adalah akhlaq terpuji yang diperintahkan. Syariat sangat menganjurkannya dan fithrah (tabiat naluriah) yang lurus juga mengakuinya.

Bagaimana mungkin orang yang berakhlaq luhur berburuk sangka kepada orang lain dan bagaimana mungkin orang yang berakhlaq agung berada pada tempat/posisi yang menjadikannya tertuduh dan dia tidak menjauhi sesuatu yang dapat mendorong orang lain menuduh dan buruk sangka kepadanya.

Orang yang berakhlaq mulia dan memiliki kepekaan akan menerima hadiah yang diberikan kepadanya apabila si pemberi tidak bertendensi dirinya melakukan sesuatu yang menyimpang di balik pemberian nya. Dia akan berterimakasih kepada pemberi hadiah dan segera membalas dengan yang lebih besar.

Kuliah Telegram PMGM #2 Jadilah Umat yang Kuat


Oleh Sheikh Dr. 'Adnan Ath-Tharsyah dalam Madza Yuhibbullah wa Madza Yubghidhuhu

Umat Islam wajib mempersiapkan kekuatan untuk selamanya dan menyempurnakannya semaksimal mungkin sehingga dengan kekuatan itu dapat menghancurkan kebathilan, musuh-musuh Allah dan menggentarkan jiwa mereka yang ingin menghancurkan negeri-negeri Islam. 

Mereka (umat Islam) harus berpikir agar Islam senantiasa kokoh sehingga negara-negara Islam yang terjajah harus merdeka dan supaya tauhid tegak.

Kaum muslim dibebani untuk menjadi kuat, berusaha mempersiapkan segala sesuatunya untuk kekuatan tersebut agar mereka tidak termargin dan terdiskriminasi di negerinya sendiri, supaya kalimat (agama) Allah tetap yang tertinggi dan kalimat (agama) orang-orang bodoh semakin rendah sehingga agama Islam ini kokoh di muka bumi ini.

Kesimpulannya, Allah mencintai mu'min yang kuat jiwa dan rasanya sehingga mampu menyebarkan agama Islam dan berjihad di jalan-Nya.

Kuliah Telegram PMGM #1 Totalitas dalam Ibadah


Oleh Sheikh Prof. Dr. Fadhl Ilahi dalam Mafarih Ar-Rizq

Hendaknya seseorang tidak mengira bahwa yang dimaksud beribadah sepenuhnya adalah dengan meninggalkan usaha untuk mendapatkan penghidupan dan duduk di masjid sepanjang siang dan malam. Tetapi yang dimaksud –wallahu a’lam- adalah hendaknya seorang hamba beribadah dengan hati dan jasadnya, khusyu’ dan merendahkan diri di hadapan Allah Yang Mahaesa, menghadirkan (dalam hati) betapa besar keagungan Allah, benar-benar merasa bahwa ia sedang bermunajat kepada Allah Yang Maha Menguasai dan Maha Menentukan.

Allah menjanjikan kepada orang yang beribadah kepadaNya sepenuhnya dengan dua hadiah sebaliknya mengancam bagi yang tidak beribadah kepadaNya dengan sepenuhnya dengan dua siksa. Adapun dua hadiah itu adalah Allah mengisi hati orang yang beribadah kepadaNya sepenuhnya dengan kekayaan serta memenuhi kebutuhannya. Sedang dua siksa itu adalah Allah memenuhi kedua tangan orang yang tidak beribadah kepadaNya sepenuhnya dengan berbagai kesibukan, dan ia tidak mampu memenuhi kebutuhannya, sehingga ia tetap membutuhkan kepada manusia

Rabu, 09 Maret 2016

Empat Klasifikasi Model Pendidikan Golden Manners

Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Penggagas The Golden Manners Way




Prof. Dr. ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Al-Jibrin dalam Al-I’lam bi Kufri Man Ibtagha Ghaira Al-Islam menjabarkan empat klasifikasi pendidikan dalam rangka membangun karakter yang mantap (tsiqqah). Pertama, pendidikan keimanan (التَّرْبِيَةُ اْلإِيْمَانِيَّةُ) yaitu, tarbiyah  yang mampu menghidupkan hati dan perasaan dengan rasa takut, berharap dan cinta (kepada Allah), yang menepus kegersangan (hati) yang timbul ketika jauh dari nash-nash Al-Qur`an dan Sunnah, serta berkutat pada perkataan-perkataan manusia. Kedua, pendidikan ilmiah (التَّرْبِيَةٌ الْعِلْمِيَّةٌ) yaitu, tarbiyah yang berdiri di atas landasan dalil shahih yang menolak taklid dan sikap bunglon yang tercela. Ketiga, pendidikan yang tertata (التَّرْبِيَةُ الْوَاعِيَّةُ) yaitu, tarbiyah yang tak mengenal cara orang-orang rusak, mempelajari fikiran musuh-musuh Islam, melingkupi kenyataan dengan ilmu, kejadian-kejadian dengan pemahaman dan perbaikan, yang menafikan sikap eksklusif (tertutup), yang terkungkung oleh baiat-baiat kecil yang terbatas. Keempat, pendidikan yang berjenjang (التَّرْبِيَةُ الْمُتَدَرِّجَةُ) yaitu tarbiyah seorang muslim yang berlangsung sedikit demi sedikit, meningkat sesuai dengan tingkatan kesempurnaan ilmunya, dengan pengukuran yang seimbang, yang menafikan tarbiyah tanpa perencanaan (persiapan), tergesa-gesa, serta loncatan-loncatan yang membuat rusak.

Kamis, 03 Maret 2016

Syahwat dan Kenangan Masa Lalu Menyebabkan Putus Asa

Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Penggagas The Golden Manners Way



Prof. Dr. Faishal Basyarahil dalam Shina’ah Al-Qa’id melarang kita mengenang kegagalan-kegagalan masa lalu yang dapat menyeret kita kepada keputusasaan. Beliau mengatakan, “Jikalau Anda menyesali sebagian pengalaman dini pada masa kecil, atau tidak memiliki spesialisasi pada salah satu bidang ilmu, keterampilan atau pelatihan yang anda terima hanya formalitas belaka, ma-ka Anda tidak perlu putus asa! Karena hal itu tidak berarti bahwa anda tidak akan mampu menjadi leader. Ketika kita melihat kepemimpinan, maka kepribadian Anda secara keseluruhan adalah hal yang penting, bukan bagian-bagiannya.”
Apa rahasia kita selalu terbawa arus putus asa sementara kita sudah berusaha menghindarinya? Salah satunya adalah syahwat yang liar. Syahwat tidak melulu nafsu, melainkan segala macam keinginan terhadap apapun yang buruk dan jelek. 

Senin, 29 Februari 2016

Ghuluw dan Takalluf Menghancurkan Golden Manners

Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Penggagas The Golden Manners Way



Dr. ‘Abdul ‘Aziz Alu ‘Abdul Lathif, dosen jurusan ‘Aqidah di Al-Imam Muhammad bin Suud Islamic University dalam salah satu kicauannya di @dralabdullatif, “Barangsiapa yang mencermati perkembangan sejarah Islam, niscaya ia akan segera mengambil pelajaran bahwa faktor utama lemahnya iman kaum muslimin dan berkurangnya sikap ittiba’ ialah sikap ghuluw (ekstrim) dalam ucapan dan perbuatan mengada-ada dalam ibadah.”
Benar sekali. Banyak hal memalukan dan memilukan yang dilakukan umat manusia, salah satunya disebabkan oleh ghuluw dan takalluf (membebani diri dengan hal di luar kewajaran/kemampuan).

Bekali Generasi Muda dengan Golden Manners

Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Penggagas The Golden Manners Way




Masa muda adalah masa emas. Di masa ini, berbagai kelebihan dapat dirasakan apabila diisi dengan hal-hal yang positif. Allah memuji Ash-hab Al-Kahf yang rata-rata berusia muda karena mereka mengasingkan diri demi menjaga iman mereka kepada Allah [QS. Al-Kahf: 13]. Allah menyifati masa muda sebagai masa yang penuh kekuatan [QS. Ar-Rum: 54]. Allah juga menyifati masa muda dengan kecerdasan [QS. Al-An’am: 152].
Diungkapkan oleh Dr. Sa’id Al-Qahthani dalam Al-Hady An-Nabawi fi Tarbiyah Al-Aulad bahwa usia muda adalah usia paling panjang. Beliau menguraikan, periode anak-anak dimulai sejak lahir hingga usia 13 tahun, periode remaja sejak umur 14 tahun sampai umur 40 tahun, periode dewasa sejak usia 41 tahun sampai usia 50 tahun, periode tua sejak umur 51 tahun hingga wafat.

Minggu, 21 Februari 2016

10 Karakter Positif Seorang Edukator

Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Penggagas The Golden Manners Way



Dr. Muhammad Ad-Duwaisy, dosen di Imam Muhammad bin Saud Islamic University, dalam bukunya Al-Mudarris wa Maharat At-Taujih menyebutkan 10 karakter positif yang harus dimiliki dan dijiwai oleh seorang edukator.
Pertama, ikhlash karena Allah.
Ketika seorang guru memperhatikan niatnya dan memperbaiki hatinya, maka amalnya berubah menjadi ibadah kepada Allah semata. Jerih payahnya, usahanya dan seluruh aktifitasnya ditulis sebagai amal kebaikan di sisi Allah.
Kedua, taqwa dan ibadah.
Apakah kita (sebagai edukator) merasa bahwa menyiapkan diri, menguatkan iman, memperhatikan urusan ibadah kepada Allah dan ketaatan kepadanya adalah bagian yang tak terpisahkan dari kewajiban kita?
Ketiga, mendorong dan memacu peserta didik untuk giat mencari ilmu.
An-Nawawi berkata, “Hendaknya guru mendorong muridnya mencintai ilmu, mengingatkannya terhadap keutamaan para ulama, dan bahwa mereka adalah pewaris para Nabi, dan di dunia ini tidak ada derajat yang lebih tinggi darinya.” [Al-Majmu’ 1/30]

Sumber Referensial The Golden Manners Way

Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Penggagas The Golden Manners Way



Dr. Ahmad Farid dalam buku At-Tarbiyah 'ala Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah mengungkapkan, "Tidak ada keraguan bahwa pendidikan yang diajarkan oleh Al-Qur`an adalah pendidikan yang paling tinggi dan paling unggul. Berkah dari pendidikan ini nampak jelas pada generasi pertama yang menyaksikan langsung turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur. Al-Qur`an menanamkan dasar-dasar akidah di dalam jiwa mereka, menancapkan nilai-nilai iman yang mulia, dan memantapkan iman mereka. Sahabat-Sahabat Nabi menerima ayat-ayat Al-Qur`an dengan penuh keimanan dan keyakinan, dan ayat-ayat itu mendorong mereka untuk beramal, berbuat dan taat." 
The Golden Manners Way adalah kristalisasi holy concept dari Al-Qur`an dan As-Sunnah serta eksplanasi atas keduanya dari generasi perdana Islam untuk membangun peradaban bermartabat dunia-Akhirat. Dan edukasi yang bersumber dari Kitab Suci Al-Qur`an dan metode Nabawiyah akan memiliki dampak positif yang menakjubkan.