Selasa, 26 April 2016

Refleksi Kesombongan




Sombong adalah sikap dan perilaku yang paling memuakkan karena sombong hanya pantas dimiliki dan dilakukan Allah Al-Mutakabbir. Siapapun, baik muslim maupun nonmuslim, tidak layak bersikap dan berlaku sombong. Kesombongan sebesar noktah pena saja dilarang dalam agama. Sombong adalah dosa pertama dalam sejarah makhluk semesta yakni yang dilakukan iblis, sementara hasad adalah dosa pertama dalam sejarah peradaban anak cucu Adam. 
Sombong merupakan syiar generasi jahiliyyah, dimana mereka dikenal masyarakat dunia sebagai kelompok penghuni gurun sahara tanah Hijaz yang sombong dan bangga terhadap nenek moyang dan keturunannya. Diterangkan oleh Prof. Dr. Shalih Al-Fauzan dalam Syarh Masa`il Al-Jahiliyyah, “Masyarakat jahiliyyah menolak kebenaran bila kebenaran itu telah dianut oleh kalangan lemah di tengah masyarakat… termasuk perangai kaum jahiliyyah adalah mengakui kebenaran bukan karena hendak mengambilnya namun sebagai langkah untuk menolaknya… Mereka menampakkan seolah-olah menerima kebenaran.
Maka sombong sama sekali tidak ditolerir. Dalam Madza Yuhibbullah wa Madza Yubghidhuhu, Dr. ‘Adnan Ath-Tharsyah mendefinisikan, “Sombong (takabbur) adalah merasa besar, angkuh, merasa tinggi di atas orang lain, sedangkan orang lain hina dan rendah, dan menolak kebenaran; dan sombong adalah lawan kata dari tawadhu’ (rendah hati). Orang-orang yang sombong adalah orang yang angkuh (enggan) dalam beribadah kepada Allah… Al-Mukhtal Al-Fakhur (orang yang sombong lagi membanggakan diri) adalah orang yang sombong lagi takjub terhadap dirinya sendiri; dan pandangannya adalah pandangan kebanggaan; memandang orang lain dengan pandangan meremehkan dan memalingkan muka; membanggakan derajat, harta, strata sosialnya yang terhormat; dan berjalan di muka bumi dengan angkuh, sombong dan ‘manis’ bicaranya.”
Ngaji juga di www.quantumfiqih.com
Tak ada jalan sedikitpun bagi kesombongan lebih-lebih ‘hanya’ dalam bentuk enggan bercengkrama karena lawan bicara hanya orang biasa, enggan bertegur sapa karena di hadapannya sekedar orang tak berharta, enggan memenuhi undangan karena pemilik hajat cuma bukan orang yang banyak jasa. Dr. ‘Aidh Al-Qarni menuturkan dalam Syakhshiyyat min Al-Qur`an Al-Karim, “Rukun kufur ada tiga: hasad, sombong dan dusta. Barangsiapa di dalam dirinya terhadap sifat sombong, maka dia telah mengumpulkan sepertiga dari kekufuran di dalam dirinya. Oleh sebab itu, hendaklah dia waspada dan berhati-hati dengan sisanya. Sifat sombong adalah motto iblis. Kita memohon perlindungan kepada Allah darinya. Dan diantara ciri-ciri orang sombong adalah (1) Tidak pernah mengambil manfaat dari orang lain; (2) Tidak melihat keutamaan dan kebaikan orang lain; (3) Tidak tunduk kepada kebenaran meskipun dia mengetahuinya. Orang yang sombong diketahui dari gaya bicara, berjalan, dan juga deheman dan batuknya.”








Tags: Ormas Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI,  Shiddiqiyah, Wahidiyah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar