Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Penggagas The Golden Manners Way
Dr. Muhammad Ad-Duwaisy, dosen di Imam Muhammad
bin Saud Islamic University, dalam bukunya Al-Mudarris wa Maharat At-Taujih
menyebutkan 10 karakter positif yang harus dimiliki dan dijiwai oleh seorang
edukator.
Pertama, ikhlash karena Allah.
Ketika seorang guru memperhatikan niatnya dan
memperbaiki hatinya, maka amalnya berubah menjadi ibadah kepada Allah semata.
Jerih payahnya, usahanya dan seluruh aktifitasnya ditulis sebagai amal kebaikan
di sisi Allah.
Kedua, taqwa dan ibadah.
Apakah kita (sebagai edukator) merasa bahwa
menyiapkan diri, menguatkan iman, memperhatikan urusan ibadah kepada Allah dan
ketaatan kepadanya adalah bagian yang tak terpisahkan dari kewajiban kita?
Ketiga, mendorong dan memacu peserta didik untuk giat
mencari ilmu.
An-Nawawi berkata, “Hendaknya guru mendorong
muridnya mencintai ilmu, mengingatkannya terhadap keutamaan para ulama, dan
bahwa mereka adalah pewaris para Nabi,
dan di dunia ini tidak ada derajat yang lebih tinggi darinya.” [Al-Majmu’ 1/30]
Keempat, berpenampilan baik.
Kita harus memberi perhatian terhadap penampilan
kita dalam batas yang proporsional. Karena hal itu menyebabkan kita bisa lebih
diterima dan dihargai.
Kelima, berbicara dengan baik.
Berusaha supaya murid tidak merekam dari lisan kita
kecuali ucapan yang baik, hingga pada saat memberi penilaian atau nasihat. Maka
tidak pantas bagi kita melampaui batas dan melontarkan ucapan-ucapan tanpa ia
mempeduli-kannya.
Keenam, berkepribadian matang dan terkontrol.
Orang-orang
yang tidak matang kepribadiannya, perilaku mereka mengisyaratkan adanya
kekurangan pada akal dan sifat kejantanan yang sempurna, serta hilangnya
kehormatan ilmu.
Ketujuh, keteladanan yang baik.
Kontradiksi antara ucapan dan perbuatan, lahir dan
batin, semrawut dan rancunya pengajaran, semua itu merupakan masalah terbesar
generasi masa kini. Semua itu adalah pohon-pohon dari biji busuk yang satu, yaitu ilmu yang tidak diamalkan.
Kedelapan,
komitmen dengan janji.
Ketika seorang edukator menjanjikan hadiah atau
kajian suatu masalah atau menjanjikan seluruh muridmu dengan sesuatu, maka
bersungguh-sungguhlah dan berusahalah untuk memenuhi janji itu. Jika ada
penghalang atau tidak bisa diwujudkan karena alasan yang mendesak, maka meminta
maaf dengan baik mungkin bisa mengobati kekecewaan.
Kesembilan, memperbaiki sistem pengajaran.
Tokoh-tokoh generasi Salaf mewasiatkan kepada guru
agar memberi perhatian dalam hal menjaga sistem pengajaran dari
penyimpangan-penyimpangan syariat, walaupun hal itu menurut pandangan sebagian
orang termasuk perkara yang remeh. Ibnu Sahnun berkata, “Saya tidak menyukai
seorang guru yang mengajar anak-anak putri. Hendaknya mereka tidak dicampur
dengan anak-anak putra, karena hal itu dapat merusak mereka.” [Adab Al-Mu’allimin
hal. 123]
Kesepuluh, berinteraksi secara baik dengan peserta
didik.
Kurikulum, sistem pengajaran dan lain-lainnya, pada
dasarnya, dibuat untuk merealisa-sikan tujuan pengajaran dan pendidikan bagi
murid. Berpijak kepada posisi murid dalam proses belajar-mengajar, maka harus
diletakkan pada garis-garis besar dan kaidah-kaidah berinteraksi dengan murid
agar tujuan pengajaran dan pendidikan bisa terealisasikan.
Kunjungi juga http://www.quantumfiqih.com
Informasi sekolah-sekolah Islam dapatkan di http://islamicboardingschool.wordpress.com
Tags: Ormas Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI, Shiddiqiyah, Wahidiyah.
Tags: Ormas Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI, Shiddiqiyah, Wahidiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar