Rektor Al-Imam Muhammad bin Saud Islamic University
Agama seluruhnya adalah akhlak. Jika anda menambah akhlakmu maka artinya bertambah agamamu. Dikatakan bahwa akhlak yang baik adalah memberikan kebaikan, menahan dari kejahatan dan menanggung beban yang menyakitkan. Dikatakan juga bahwa akhlak yang mulia adalah membersihkan diri dari segala keburukan dan menghiasi diri dengan semua kebaikan.
Akhlak mulia ditegakkan di atas empat pondasi. Tidak dibayangkan ia bisa tegak kecuali dengannya, yaitu kesabaran, iffah (menjaga diri dari keburukan), keberanian dan keadilan.
Kesabaran mendorong dirinya untuk tegar, menahan emosi, tidak menyakitkan, bersikap santun, hati-hati, lemah lembut dan tidak tergesa-gesa. Iffah mendorong dirinya untuk menjauhi perbuatan dan perkataan yang kotor dan buruk serta menjadikan dirinya malu yang merupakan puncak segala kebaikan. Iffah juga bisa menahan dirinya dari segala kekejian, kebakhilan, dusta, ghibah dan namimah.
Keberanian mendorong dirinya untuk memiliki harga diri, memilih perangai yang tinggi dan suka memberi. Keberanian merupakan kekuatan dan kebesaran jiwa untuk mengeluarkan sesuatu yang disayanginya dan berpisah dengannya. Ia juga membawanya untuk bisa menahan emosi dan bersikap santun. Dengan kekuatan jiwa dan keberaniannya ia bisa menguasai pelananya dan memegang kendalinya dari sikap yang tidak terkendali… Itulah hakikat keberanian, yaitu kemampuan yang dimiliki hamba dalam menahan dirinya. Keadilan mendorong dirinya bersikap adil dalam akhlaknya, pertengahan di antara ifrath (berlebih-lebihan) dan tafrith (menyepelekan). Membawanya untuk bersikap dermawan dan pemurah yang merupakan pertengahan antara sikap boros dan pelit. Berakhlak pemberani yang merupakan pertengahan antara pengecut dan ngawur. Berakhlak santun yang merupakan pertengahan antara pemarah dan berjiwa kerdil. Semua akhlak yang mulia bersumber dari empat hal tersebut.
*Dikutip dari karya beliau 'Mashadir Al-Islam'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar