Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Penggagas The Golden Manners Way
Menurut Dr. Samirah Muhammad ‘Umar, dalam Atsar Al-‘Aqidah
fi Al-Fard wa Al-Mujtama’ (Saudi Arabia: King Abdul Aziz University, 1401 H),
‘Aqidah sangat berpengaruh dalam membangun golden manners. ‘Aqidah menjadikan
manusia bebas dari penyembahan kepada selain Allah, yakin dan tenang karena
Allah, selalu muraqabah kepada Allah, membangkitkan keberanian, berharap
syahid, dan lain sebagainya, bahkan juga aqidah memperbaiki kondisi sosial,
karena memang aqidah memperbaiki masing-masing individu elemen masyarakat.
Tapi jangan lupa, sebagaimana diingatkan oleh Dr. Ahmad bin
Sa’ad Hamdan Al-Ghamidi dalam Atsar Al-‘Aqidah Al-Islamiyyah fi Tadhamui Wahdah
Al-Ummah Al-Islamiyyah (Saudi Arabia: Madinah Islamic University, 1404 H) bahwa
‘aqidah yang benar adalah menetapkan apa yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.
Hal ini sangat urgen untuk diaksentuasi mengingat, banyak sekali faktor yang
dapat mengubah haluan ‘aqidah kita, sadar maupun tidak. Dan secara tidak
langsung dapat mengagalkan usaha kita dalam menginstall golden manners dalam
pribadi kita maupun orang lain.
Dr. Shalih Al-Fauzan dalam Durus fi Nawaqidh Al-Islam (Saudi
Arabia: Maktabah Ar-Rusyd, 1425 H) menggariskan tiga prinsip ‘aqidah yang
paling basic: (1) Pasrah kepada Allah dengan bertauhid; (2) Patuh kepada Allah
dengan melakkan ketaatan; (3) Membebaskan diri dari kesyirikan dan para pelaku
kesyirikan.
Tiga prinsip ‘aqidah ini betul-betul sangat penting dalam
menjaga konsistensi dan stabilitas golden manners. Betapa tidak, apabila
‘aqidah sudah tidak berlandaskan tiga prinsip ini, jelas akan mengalami
deviasi. Dan secara otomatis, proyek instalasi golden manners akan gagal total,
karena golden manners adalah hasil ekstraksi dari ‘aqidah yang benar, dan
golden manners tidak akan kamal (perfect) apabila ‘aqidah terdegradasi atau
terkontaminasi.
Ngaji juga di quantumfiqih.wordpress.com dan brillyelrasheed.wordpress.com.
Tags: Ormas Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI, Shiddiqiyah, Wahidiyah.
Tags: Ormas Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI, Shiddiqiyah, Wahidiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar