Minggu, 21 Februari 2016

Sumber Referensial The Golden Manners Way

Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Penggagas The Golden Manners Way



Dr. Ahmad Farid dalam buku At-Tarbiyah 'ala Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah mengungkapkan, "Tidak ada keraguan bahwa pendidikan yang diajarkan oleh Al-Qur`an adalah pendidikan yang paling tinggi dan paling unggul. Berkah dari pendidikan ini nampak jelas pada generasi pertama yang menyaksikan langsung turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur. Al-Qur`an menanamkan dasar-dasar akidah di dalam jiwa mereka, menancapkan nilai-nilai iman yang mulia, dan memantapkan iman mereka. Sahabat-Sahabat Nabi menerima ayat-ayat Al-Qur`an dengan penuh keimanan dan keyakinan, dan ayat-ayat itu mendorong mereka untuk beramal, berbuat dan taat." 
The Golden Manners Way adalah kristalisasi holy concept dari Al-Qur`an dan As-Sunnah serta eksplanasi atas keduanya dari generasi perdana Islam untuk membangun peradaban bermartabat dunia-Akhirat. Dan edukasi yang bersumber dari Kitab Suci Al-Qur`an dan metode Nabawiyah akan memiliki dampak positif yang menakjubkan.


Prof. Dr. Fadhl Ilahi dalam buku An-Nabi Al-Karim Mu'alliman mencatat ratusan catatan sejarah praktek pendidikan yang diperankan Nabi dalam kehidupan generasi perdana Islam. Prof. Dr. Fadhl mengatakan, "Setiap orang yang ingin belajar metode pembelajaran, dan berusaha untuk sukses sebagai teladan yang diikuti dalam masalah ini, juga dalam memilih metode pembelajaran dan menjaga etika-etikanya, maka tidak akan mendapatkannya seperti yang dia dapatkan dari sirah Rasulullah yang suci."
Maka kewajiban bagi kita semua, dan kita semua adalah edukator walaupun hanya satu huruf, adalah bersungguh-sungguh dalam permasalahan pendidikan dan tidak bermain-main sedikitpun.
Dr. Muhammad 'Abdul 'Alim Marsi dalam Al-Mu'allim wa Al-Manahij wa Thuruq At-Tadris mengingatkan, "Sesungguhnya para penguasa dunia, politikus besar, pemegang keputusan-keputusan penting, mereka pasti melalui jenjang pendidikan panjang dan sulit. Para ustadz dan guru ikut berperan di dalamnya, masing-masing guru memberi bekas pada salah satu sisi pemikiran mereka atau pada salah satu segi kepribadian mereka. Bukan suatu keharusan bagi mereka para penguasa, pemimpin umat dan pemegang kebijakan untuk melewati klinik para dokter atau kantor para insinyur atau para pengacara atau para apoteker atau para akuntan. Akan tetapi justru sebaliknya, para dokter, insinyur, pengacara, apoteker, akuntan dan lain-lainnya pasti telah melewati sentuhan tangan seorang guru. Karena mereka adalah hasil usaha, jerih payah dan pendidikannya. "
Dengan demikian, para praktisi pendidikan dan para edukator berkewajiban membangun kurikulum dan materi-materi pendidikan yang memiliki jaminan mutu sehingga menghasilkan lulusan/peserta didik yang berwawasan dan berjiwa golden manners, yaitu dengan mendasarkan seluruh proses pendidikan pada Al-Qur`an dan As-Sunnah.









Ngaji juga ya di quantumfiqih.wordpress.com dan cafeilmubrilly.blogspot.co.id

Tags: Tarekat Mu’tabarah, ‘Umariyyah, Naqsyabandiyyah, Qodiriyyah, Syadziliyyah, Rifa’iyyah, Ahmadiyyah, Dasuqiyyah, Akbariyyah, Chistiyyah, Maulawiyyah, Kubrawardiyyah, Khalwatiyyah, Jalwatiyyah, Bakdasyiyyah, Ghuzaliyyah, Rumiyyah, Sa’diyyah, Justiyyah, Sya’baniyyah, Kalsyaniyyah, Hamzawiyyah, Bairumiyyah,. ‘Usysyaqiyyah, Bakriyyah, ‘Idrusiyyah, 'Utsmaniyyah, ‘Alawiyyah, ‘Abbasiyyah, Zainiyyah, ‘Isawiyyah, Buhuriyyah, Haddadiyyah, Ghaibiyyah, Khalidiyyah, Syaththariyyah, Bayuniyyah, Malamiyyah, ‘Uwaisiyyah, ‘Idrisiyyah, Akabiral Auliya`, Matbuliyyah, Sunbuliyyah, Tijaniyyah, Samaniyyah, Suhrawardiyyah, Syadziliyyah, Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar