Penggagas The Golden Manners Way
Prof. Dr. ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Al-Jibrin dalam Al-I’lam bi Kufri
Man Ibtagha Ghaira Al-Islam menjabarkan empat klasifikasi pendidikan dalam
rangka membangun karakter yang mantap (tsiqqah). Pertama, pendidikan keimanan (التَّرْبِيَةُ اْلإِيْمَانِيَّةُ) yaitu, tarbiyah yang mampu
menghidupkan hati dan perasaan dengan rasa takut, berharap dan cinta (kepada
Allah), yang menepus kegersangan (hati) yang timbul ketika jauh dari nash-nash
Al-Qur`an dan Sunnah, serta berkutat pada perkataan-perkataan manusia. Kedua, pendidikan
ilmiah (التَّرْبِيَةٌ
الْعِلْمِيَّةٌ) yaitu, tarbiyah yang berdiri di atas
landasan dalil shahih yang menolak taklid dan sikap bunglon yang tercela.
Ketiga, pendidikan yang tertata (التَّرْبِيَةُ
الْوَاعِيَّةُ) yaitu, tarbiyah yang tak mengenal cara
orang-orang rusak, mempelajari fikiran musuh-musuh Islam, melingkupi kenyataan
dengan ilmu, kejadian-kejadian dengan pemahaman dan perbaikan, yang menafikan
sikap eksklusif (tertutup), yang terkungkung oleh baiat-baiat kecil yang
terbatas. Keempat, pendidikan yang berjenjang (التَّرْبِيَةُ الْمُتَدَرِّجَةُ) yaitu tarbiyah
seorang muslim yang berlangsung sedikit demi sedikit, meningkat sesuai dengan
tingkatan kesempurnaan ilmunya, dengan pengukuran yang seimbang, yang menafikan
tarbiyah tanpa perencanaan (persiapan), tergesa-gesa, serta loncatan-loncatan
yang membuat rusak.
Dengan empat bentuk proses pendidikan ini, maka karakter unggul dapat
menancap secara mantap dalam jiwa (ruh) dan qalbu sehingga membentuk pribadi
yang utuh (insan kamil). Empat bentuk proses pendidikan ini dapat melahirkan
generasi yang teguh pada golden manners dan syariat Islam. Empat bentuk proses
pendidikan ini sudah terbukti secara empiris mampu menghasilkan individu-individu
yang tidak mudah terdestruksi maupun terkontaminasi pemikiran dan perbuatan
yang hina lagi berbahaya bagi dunia-Akhirat.
Dengan berpegang teguh
pada nilai-nilai iman, maka kita akan bisa memiliki golden manners yang teguh
pula. Disampaikan oleh Prof. Dr. ‘Abdul Karim Bakkar, “Sesungguhnya iman yang
ada dalam hati kita serta penyerahan diri kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi membuat setiap kita menjadi seorang yang
memiliki prinsip dan nilai yang sangat agung dan mulia. Dan bahwa nilai kita
yang hakiki itu mengalir dari keteguhan kita memegangi prinsip dan nilai
tersebut… Masing-masing kita tidak akan mampu mewujudkan kemaslahatan dan
meraih keinginan hingga semaksimal mungkin tetap berpegang teguh pada prinsip
dan nilai,” dalam Khamsun Syam’ah li Idha`ah Durubikum.
Ngaji juga ya di brillyelrasheed.wordpress.com dan brillyelrasheed561.wordpress.com.
Tags: Tarekat Mu’tabarah, ‘Umariyyah, Naqsyabandiyyah, Qodiriyyah, Syadziliyyah, Rifa’iyyah, Ahmadiyyah, Dasuqiyyah, Akbariyyah, Chistiyyah, Maulawiyyah, Kubrawardiyyah, Khalwatiyyah, Jalwatiyyah, Bakdasyiyyah, Ghuzaliyyah, Rumiyyah, Sa’diyyah, Justiyyah, Sya’baniyyah, Kalsyaniyyah, Hamzawiyyah, Bairumiyyah,. ‘Usysyaqiyyah, Bakriyyah, ‘Idrusiyyah, 'Utsmaniyyah, ‘Alawiyyah, ‘Abbasiyyah, Zainiyyah, ‘Isawiyyah, Buhuriyyah, Haddadiyyah, Ghaibiyyah, Khalidiyyah, Syaththariyyah, Bayuniyyah, Malamiyyah, ‘Uwaisiyyah, ‘Idrisiyyah, Akabiral Auliya`, Matbuliyyah, Sunbuliyyah, Tijaniyyah, Samaniyyah, Suhrawardiyyah, Syadziliyyah, Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah
Tags: Tarekat Mu’tabarah, ‘Umariyyah, Naqsyabandiyyah, Qodiriyyah, Syadziliyyah, Rifa’iyyah, Ahmadiyyah, Dasuqiyyah, Akbariyyah, Chistiyyah, Maulawiyyah, Kubrawardiyyah, Khalwatiyyah, Jalwatiyyah, Bakdasyiyyah, Ghuzaliyyah, Rumiyyah, Sa’diyyah, Justiyyah, Sya’baniyyah, Kalsyaniyyah, Hamzawiyyah, Bairumiyyah,. ‘Usysyaqiyyah, Bakriyyah, ‘Idrusiyyah, 'Utsmaniyyah, ‘Alawiyyah, ‘Abbasiyyah, Zainiyyah, ‘Isawiyyah, Buhuriyyah, Haddadiyyah, Ghaibiyyah, Khalidiyyah, Syaththariyyah, Bayuniyyah, Malamiyyah, ‘Uwaisiyyah, ‘Idrisiyyah, Akabiral Auliya`, Matbuliyyah, Sunbuliyyah, Tijaniyyah, Samaniyyah, Suhrawardiyyah, Syadziliyyah, Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah
Baca juga http://brillyelrasheed.blogspot.co.id/2014/08/prinsip-dasar-metode-pendidikan-nabi.html
BalasHapus