Penggagas The Golden Manners Way
Masjid sejak dahulu
menjadi pusat hubungan di antara kaum muslimin, serta tempat bertukar ide dan
pemikiran di antara mereka. Sebagaimana juga menjadi pusat pendidikan yang pada
awal mula-nya berfokus pada fiqih, tafsir Al-Qur`an, meriwayatkan Hadis-Hadis
Nabi, dan penjelasan ilmu-ilmu keislaman. Setelah itu berkembang dan
dipelajarilah ilmu-ilmu umum dan sastra di dalam masjid.
Dr. ‘Abdullah ‘Abdul
Mu’thi dalam Kaifa Tashna’u Thiflan Mubdi’an mengatakan, “Masjid adalah tempat yang
dihiasi atmosfir iman di mana orang-orang dewasa dan anak-anak berkumpul
menjadi satu. Mereka semua terlibat di dalam satu kegiatan yang sama. Mereka
berdiri dengan khusyuk di hadapan Allah Yang Maha Esa. Maka setiap orang tua
yang berakal sehat hendaknya tidak mengharamkan putera-puterinya dari nikmatnya
shalat dan aktifitas keimanan lainnya bersama orang-orang dewasa di dalam
masjid yang suci.” Termasuk juga membaca kitab suci Al-Qur`an, mempelajari dan
memahaminya di dalam masjid.
Dr. Amir Az-Zaibari dalam Tanbih Al-‘Ashi menyebutkan
sekian langkah yang bisa ditempuh untuk mengobati hati yang keras, salah
satunya adalah memperbanyak membaca Al-Qur`an, “Tentu saja termasuk di
dalamnya merenungkan janji dan ancaman, perintah dan larangannya. Juga
bagaimana ia menggambarkan peristiwa hari-hari Akhirat, kisah sejarah umat
terdahulu serta bagaimana Allah membinasakan mereka akibat dosa dan kedurhakaan
mereka terhadap da’wah para Nabi,” imbuh beliau.
Secara sederhana, untuk memiliki golden manners, maka kita terdorong memakmurkan masjid dan memperbanyak ibadah di dalamnya, salah satunya membaca dan memahami Al-Qur`an sebagai sumber primer golden manners.
Allah berfirman, “Hanya yang memakmurkan
masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir,
serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada
siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” [QS. At Taubah: 18]
Dengan memakmurkan masjid, maka pemilik golden manners akan mendapatkan berbagai pencapaian gemilang dan prestasi cemerlang serta kebahagiaan benderang.
Ngaji juga ya di www.quantumfiqih.com dan quantumfiqih.wordpress.com.
Tags: Ormas Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI, Shiddiqiyah, Wahidiyah.
Tags: Ormas Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI, Shiddiqiyah, Wahidiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar