Kamis, 03 Maret 2016

Syahwat dan Kenangan Masa Lalu Menyebabkan Putus Asa

Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Penggagas The Golden Manners Way



Prof. Dr. Faishal Basyarahil dalam Shina’ah Al-Qa’id melarang kita mengenang kegagalan-kegagalan masa lalu yang dapat menyeret kita kepada keputusasaan. Beliau mengatakan, “Jikalau Anda menyesali sebagian pengalaman dini pada masa kecil, atau tidak memiliki spesialisasi pada salah satu bidang ilmu, keterampilan atau pelatihan yang anda terima hanya formalitas belaka, ma-ka Anda tidak perlu putus asa! Karena hal itu tidak berarti bahwa anda tidak akan mampu menjadi leader. Ketika kita melihat kepemimpinan, maka kepribadian Anda secara keseluruhan adalah hal yang penting, bukan bagian-bagiannya.”
Apa rahasia kita selalu terbawa arus putus asa sementara kita sudah berusaha menghindarinya? Salah satunya adalah syahwat yang liar. Syahwat tidak melulu nafsu, melainkan segala macam keinginan terhadap apapun yang buruk dan jelek. 


Dr. ‘Abdul Aziz bin Mushthafa Kamil dalam Ruh Ash-Shiyam wa Ma’anihi mengutip hasil penelitian Dr. Kanman di Universitas Bronston, Amerika, yang menegaskan bahwa tidak memperkecil pilihan dan keinginan, serta tidak adanya pengendalian terhadap diri, syahwat dan keinginan, semakin memperpanjang perasaan sedih, putus asa, gelisah dan kesengsaraan. Inilah perkara yang menegaskan betapa penting kedudukan puasa dalam melatih manusia untuk mengendalikan syahwat dan nalurinya. Sehingga ia mampu menghilangkan perasaan putus asa dan kesedihan itu.

Dalam Wa Akhiran Ja`a Al-Faraj, Dr. Ahmad Salim Baduwailan mengutarakan nasehat berharga untuk kita yang kerap diberondong peluru putus asa, “Jangan bersedih dan jangan berputus asa atas apa yang tidak kamu raih hari ini. Roda kehidupan tidak berhenti padanya. Harapan-harapan dan keinginan-keinginanmu jangan sampai luruh karenanya. Rencana-rencana dan impian-impianmu jangan sampai terhenti. Hari esok membawa banyak kejutan indah untukmu.”





Ngaji juga ya di quantumfiqih.wordpress.com dan brillyelrasheed561.wordpress.com.


Tags: Tarekat Mu’tabarah, ‘Umariyyah, Naqsyabandiyyah, Qodiriyyah, Syadziliyyah, Rifa’iyyah, Ahmadiyyah, Dasuqiyyah, Akbariyyah, Chistiyyah, Maulawiyyah, Kubrawardiyyah, Khalwatiyyah, Jalwatiyyah, Bakdasyiyyah, Ghuzaliyyah, Rumiyyah, Sa’diyyah, Justiyyah, Sya’baniyyah, Kalsyaniyyah, Hamzawiyyah, Bairumiyyah,. ‘Usysyaqiyyah, Bakriyyah, ‘Idrusiyyah, 'Utsmaniyyah, ‘Alawiyyah, ‘Abbasiyyah, Zainiyyah, ‘Isawiyyah, Buhuriyyah, Haddadiyyah, Ghaibiyyah, Khalidiyyah, Syaththariyyah, Bayuniyyah, Malamiyyah, ‘Uwaisiyyah, ‘Idrisiyyah, Akabiral Auliya`, Matbuliyyah, Sunbuliyyah, Tijaniyyah, Samaniyyah, Suhrawardiyyah, Syadziliyyah, Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar