Penggagas The Golden Manners Way
Hidup di dunia dihadapkan pada
kemestian untuk menjaga diri dari konsumsi yang haram. Betapa tidak, tuntutan
perut kerap memaksa kita menutup mata dari status konsumsi yang hendak kita
masukkan ke dalam perut. Seakan perut menjadi monster sekaligus virus yang siap
menggerogoti kita apabila kita tidak segera memberikan jatahnya hanya karena
kita menjaga diri dari makanan dan minuman haram.
Dalam ‘Musytarak Al-Insan’, Prof.
Dr. Raghib As-Sirjani mengutip tafsir QS. Thaha: 118-119 dari Fakhruddin
Ar-Razi, “Kenyang, hilang dahaga, berpakaian, dan berteduh adalah sejumlah
poros yang semua urusan manusia berputar di sekelilingnya. Allah menyatakan
bahwa Adam mendapatkan semua itu di Surga tanpa perlu berusaha atau memintanya.
Allah berfirman menggunakan kalimat negatif yang menjadi antonim bagi kebutuhan
primer tadi yaitu lapar, telanjang, haus dan kepanasan, dengan tujuan mengetuk
hati pendengarnya lewat berbagai bentuk kesengsaraan yang Dia peringatkan, sampai-sampai
Dia ‘berlebihan’ dalam memperingatkan berbagai faktor yang dapat menjerumuskan
ke sana.”
Oleh karena pemilik golden
manners adalah orang-orang yang baik gaya hidupnya, tentu tidak pantas
mengabaikan keseriusan dalam menyortir calon makanan atau minuman terkait
status halal-haramnya. Pantang bagi pelaku golden manners yang mengaku sudah
memiliki gaya hidup berkelas, sikap yang terhormat dan tabiat yang mulia,
memakan makanan atau meminum minuman yang diharamkan oleh Allah Al-Majid.
Dr. Mahmud Al-Khazandar dalam
‘Hadzihi Akhlaquna’ mengungkapkan, “Memilih rizqi yang halal merupakan masalah
kehidupan sehari-hari yang menuntut kita untuk selalu saling menasehati dan
mengingatkan untuknya. Seandainya kita tidak memiliki iman yang dapat mencegah
kita dari ambisi terhadap harta, niscaya kita akan terjerumus pada hal-hal
syubhat kemudian pada yang haram. Yang sangat berbahaya adalah jika diri kita
terbiasa mengerjakan hal-hal yang haram dan tidak meninggalkannya.”
Kita perlu betul-betul menjaga
diri dari konsumsi haram dan mempergunakan harta haram untuk melanjutkan
kehidupan. Kita perlu meneladani generasi shahabat Nabi yang tergabung dalam
komunitas Ahlu Shuffah. Ahlu Shuffah adalah potret terbaik dalam aktualisasi
bazuwaqafah (badzadzah, zuhud, wara’, qana’ah dan ‘iffah), salah satu konsep
gaya hidup berbasis golden manners.
Ngaji juga ya di brillyelrasheed561.wordpress.com dan www.quantumfiqih.com
Tags:
Mobil Indonesia, Honda HRV, Honda Brio, Honda Mobilio, Honda Jazz, Honda City, Honda Civic, Honda Freed, Honda CRV, Honda Accord, Honda Odyssey, Honda CRZ, Honda BRV, Suzuki APV, Suzuki Ertiga, Suzuki Grand Vitara, Suzuki Karimun, Suzuki Swift, Suzuki Spalsh, Suzuki SX4, Toyota Camry, Toyota Vios, Toyota Corolla Altis, Toyota Prius, Toyota Yaris, Toyota Etios Valco, Toyota Agya, Toyota NAV, Toyota Alphard, Toyota Kijang Innova, Toyota Avanza, Toyota Avanza Veloz, Toyota Fortuner, Toyota Land Cruiser, Toyota Rush, Toyota RAV4, Toyota Dyna, Toyota Hiace, Toyota Hilux,
Perusahaan Otomotif Indonesia, Astra, Daihatsu, Isuzu, Suzuki, Mitsubishi, Honda, Yamaha, Piaggio, Toyota, Hino, Hyundai, Nissan, AMT, Kawasaki, Aspira, Vespa, Trucks, Chevrolet, Ford, Proton, Peugeot, Kia, Krama Yudha Tiga Berlian, Honda, Gaya,
Perusahaan Motor Indonesia, Helroad, Kanzen, Viar, Astra Honda, Yamaha, Suzuki, Kaisar, Kawasaki, Minerva, Cleveland, Piaggio, Triumph, BMW, Hero, Vespa, Viva, TVS, Harley Davidson, Happy, Gazgas, Betrix, Bajaj, Benelli, KTM, Ducati, Kymco Benson, Jialing, Dayang, Agusta MV, Hyosung, Husqvarna,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar