Selasa, 29 Maret 2016

Golden Manners: Komitmen dengan Prinsip

Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Penggagas The Golden Manners Way




The Golden Manners Way meniscayakan komitmen (iltizam) sebagai basis, di samping totalitas (kaffah) dan hikmah sebagai dua power terbesar. The GM Way membangun kesadaran pelakunya, melalui banyak kajian teoritik, tentang betapa pentingnya komitmen terhadap prinsip.
Dr. ‘Aidh Al-Qarni dalam ‘Hatta Takuna As’ad An-Nas’ menyarankan untuk memiliki prinsip yang baku dan paten untuk kemudian secara berani kita berpegang teguh dengannya, “Jadilah seseorang yang pemberani, yang teguh hati, berpendirian kokoh, memiliki kemauan keras, dan jangan mudah tertipu oleh isu-isu atau kabar-kabar burung yang tidak jelas ujungnya.”

Pelaku golden manners jelas akan kehilangan energi secara sia-sia apabila tidak komitmen dengan prinsip-prinsip mulia dan berkelas. Komitmen yang utuh dan penuh dapat menciptakan konsistensi dan totalitas. Dr. Muhammad Al-‘Arifi dalam ‘Istamti’ bi Hayatika’ menuturkan, “Semakin kuat kepribadian seseorang dan semakin teguh pendiriannya dalam memegang prinsip, maka akan semakin penting posisinya di dalam kehidupan… Orang yang teguh memegang prinsip, kendati dikritik oleh teman-temannya dan dituduh tidak luwes, namun perasaan batinnya meyakini bahwa ia sedang berhadapan dengan sesuatu yang batil. Ternyata orang-orang semacam itu kebanyakan menjadi tempat mengadu dalam situasi yang sulit. Atau dimintai pendapatnya dalam masalah-masalah yang sifatnya pribadi. Dan orang semacam itu akan merasakan bahwa dirinya lebih penting daripada orang lain. Dan ini bukan monopoli laki-laki atau wanita saja, melainkan sama saja. Maka peganglah prinsip anda dengan teguh dan jangan pernah kompromi. Ketika itulah orang akan tunduk pada prinsip anda.”

Oleh karena itulah, pelaku golden manners tidak layak untuk bermain-main dalam mengonsep prinsip kehidupan maupun pekerjaan. Diperlukan studi yang mendalam dan pertimbangan yang penuh hikmah (kebijaksanaan) agar prinsip yang disusun tidak mengambang atau bahkan salah arah.





Ngaji juga ya di cafeilmubrilly.blogspot.co.id dan faidahislamiyyah.blogspot.co.id




Tags:

Mobil Indonesia, Honda HRV, Honda Brio, Honda Mobilio, Honda Jazz, Honda City, Honda Civic, Honda Freed, Honda CRV, Honda Accord, Honda Odyssey, Honda CRZ, Honda BRV, Suzuki APV, Suzuki Ertiga, Suzuki Grand Vitara, Suzuki Karimun, Suzuki Swift, Suzuki Spalsh, Suzuki SX4, Toyota Camry, Toyota Vios, Toyota Corolla Altis, Toyota Prius, Toyota Yaris, Toyota Etios Valco, Toyota Agya, Toyota NAV, Toyota Alphard, Toyota Kijang Innova, Toyota Avanza, Toyota Avanza Veloz, Toyota Fortuner, Toyota Land Cruiser, Toyota Rush, Toyota RAV4, Toyota Dyna, Toyota Hiace, Toyota Hilux, 

Perusahaan Otomotif Indonesia, Astra, Daihatsu, Isuzu, Suzuki, Mitsubishi, Honda, Yamaha, Piaggio, Toyota, Hino, Hyundai, Nissan, AMT, Kawasaki, Aspira, Vespa, Trucks, Chevrolet, Ford, Proton, Peugeot, Kia, Krama Yudha Tiga Berlian, Honda, Gaya, 

Perusahaan Motor Indonesia, Helroad, Kanzen, Viar, Astra Honda, Yamaha, Suzuki, Kaisar, Kawasaki, Minerva, Cleveland, Piaggio, Triumph, BMW, Hero, Vespa, Viva, TVS, Harley Davidson, Happy, Gazgas, Betrix, Bajaj, Benelli, KTM, Ducati, Kymco Benson, Jialing, Dayang, Agusta MV, Hyosung, Husqvarna,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar