Penggagas The Golden Manners Way
Menjadikan golden manners sebagai way of life berarti
menjadikan nilai-nilai keluhuran sebagai prinsip. Menelantarkan diri sendiri
dan orang-orang terdekat dalam bianglala kehinaan sama halnya menjerumuskan
peradaban dalam kehancuran. Sejak berabad-abad silam, berbagai generasi selalu
berusaha mengkristalisasi atau merumuskan konsep golden manners yang terbaik.
Prof. Dr. Raghib As-Sirjani dalam ‘Musytarak Al-Insan’
mengutarakan, “Sampai abad kesembilan belas Masehi, ilmu tentang manners terus
berproses mencari prinsip, pengembangan dan konklusinya, serta masih berusaha menyingkap
urgensinya bagi kehidupan moral, yang diiringi dengan penjelasan berbagai
kewajiban yang harus dilakukan manusia… manners adalah salah satu hasil karya
fundamental manusia, yang mereka terapkan, patuhi dan menjadi poros bagi
kehidupan mereka (bagi mereka yang menganggap manners adalah interpretasi atas
apa yang ada). Atau (manners adalah) yang mereka pelajari sebagai sebuah
imajinasi yang lebih tinggi daripada kenyataan (bagi mereka yang menganggap
manners sebagai apa yang seharusnya ada).”
Beruntung, kita sebagai muslim-muslimah telah dibekali oleh
Allah Al-Mushawwir dengan golden manners yang terbaik melalui Al-Qur`an, hadits
qudsi dan Rasulullah. Andai golden manners tidak ada dalam khazanah Islam,
tentu kita akan sama tragisnya dengan generasi-generasi yang tidak mengenal
Islam dimana mereka merasa sudah memiliki golden manners tapi gaya hidup mereka
hina bahkan lebih hina dari babi, monyet, kerbau, anjing dan lain sebagainya.
Dr. Ibrahim Al-Fiqi dalam ‘Saithir ‘ala Hayatika’
menganjurkan kita untuk menyusun target-target kehidupan sesuai dengan
pemaknaan kita terhadap dunia ini, “Jika Anda tidak menemukan makna dalam
hidup, maka Anda telah berada dalam kondisi putus asa dan jumud. Bahkan, bisa
jadi Anda akan melakukan tindakan bunuh diri… Carilah makna dalam hidup Anda
dengan mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah. Relakanlah apa yang telah
Allah berikan kepada Anda. Jaminlah keberlangsungan hidup Anda dengan sikap
ridha, qana’ah, dan cinta kepada Allah. Tawakkallah kepada-Nya dan lakukan apa
yang Allah inginkan dari Anda.”
Ngaji juga ya di brillyelrasheed561.wordpress.com dan brillyelrasheed.wordpress.com
Tags:
Mobil Indonesia, Honda HRV, Honda Brio, Honda Mobilio, Honda Jazz, Honda City, Honda Civic, Honda Freed, Honda CRV, Honda Accord, Honda Odyssey, Honda CRZ, Honda BRV, Suzuki APV, Suzuki Ertiga, Suzuki Grand Vitara, Suzuki Karimun, Suzuki Swift, Suzuki Spalsh, Suzuki SX4, Toyota Camry, Toyota Vios, Toyota Corolla Altis, Toyota Prius, Toyota Yaris, Toyota Etios Valco, Toyota Agya, Toyota NAV, Toyota Alphard, Toyota Kijang Innova, Toyota Avanza, Toyota Avanza Veloz, Toyota Fortuner, Toyota Land Cruiser, Toyota Rush, Toyota RAV4, Toyota Dyna, Toyota Hiace, Toyota Hilux,
Perusahaan Otomotif Indonesia, Astra, Daihatsu, Isuzu, Suzuki, Mitsubishi, Honda, Yamaha, Piaggio, Toyota, Hino, Hyundai, Nissan, AMT, Kawasaki, Aspira, Vespa, Trucks, Chevrolet, Ford, Proton, Peugeot, Kia, Krama Yudha Tiga Berlian, Honda, Gaya,
Perusahaan Motor Indonesia, Helroad, Kanzen, Viar, Astra Honda, Yamaha, Suzuki, Kaisar, Kawasaki, Minerva, Cleveland, Piaggio, Triumph, BMW, Hero, Vespa, Viva, TVS, Harley Davidson, Happy, Gazgas, Betrix, Bajaj, Benelli, KTM, Ducati, Kymco Benson, Jialing, Dayang, Agusta MV, Hyosung, Husqvarna,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar